Untuk Para Ayah: Anak Adalah Cerminan Diri Kita
Tolong dong ayah, kayaknya aku merasa kesulitan sekali untuk mengatasi prilaku buruk anakku nih…, Tolong di jawab ya….
Begitu kira-kira bunyi komen seorang ibu yang juga sekaligus ingin curcol, ingin mengeluh sekaligus ingin menemukan solusi.
Sahabat ku para orang tua sejawat,
Banyak orang tua berkata bahwa “Ayah tolong dong, saya merasa kesulitan sekali mengatasi perilaku-perilaku buruk anak saya”.
Menurut pengalaman saya 10 tahun jadi orang tua dari 2 orang anak yang luar biasa dengan beda usia hanya 1,5 tahun.
Ternyata yang sesungguhnya saya alami adalah saya bukan kesulitan dalam mengatasi perilaku buruk anak saya tapi justru “saya merasa kesulitan sekali dalam MENGATASI PERILAKU BURUK SAYA SENDIRI,
“Ya perilaku buruk saya, orang tuanya yang pada akhirnya di contoh oleh anak saya”.
Jadi akhirnya yang saya lakukan adalah menjalani self therapy atau menterapi diri sendiri supaya saya bisa mengubah prilaku-perilaku buruk saya yang di contoh oleh anak saya.
Dan betul saja ternyata itu tidak mudah…!
Perlu waktu, niat besar, usaha keras, ketekunan dan kesabaran yang tiada batasnya, untuk bisa berubah setahap demi setahap.
Semisal untuk tidak lagi menjadi orang tua yang cepat marah, untuk tidak lagi menjadi orang tua yang berbicara dengan nada tinggi, untuk tidak lagi berbohong pada anak, untuk bisa lebih sering tersenyum ketimbang membentak, untuk menjadi orang tua yang sering memuji ketimbang mencela, untuk menjadi lebih mau menerima mereka apa adanya ketimbang menuntut, untuk menjadi orang tua yang lebih mau mendengar dari pada selalu menasehati.
Untuk mau dengan sabar menjawab pertanyaan anakku yang tak henti-hentinya sepanjang hari tentang apa saja yang menurut kita (orang dewasa) “tidak penting” untuk di jawab.
Ya Pertanyaan anakku yang datang bertubi-tubi tanpa henti bahkan terkadang hingga aku sudah terkantuk-kantuk mau tidur ia masih saja terus bertanya.
Tapi tentu saja hasilnya sepadan dengan jerih payah yang sudah kita lakukan.
Yes !!!! Anak kita mulai berubah menjadi baik dan lebih baik lagi dari hari ke hari. Sehingga hidup ini semakin terasa indah dan bahagia bersama anak kita dan anak kita juga merasa bahagia hidup bersama kita.
Jadi sesungguhnya menurut pengalaman saya, PARENTING BUKANLAH HANYA ILMU UNTUK MENDIDIK ANAK, MELAINKAN LEBIH KEPADA ILMU BAGAIMANA KITA MAMPU MENGUBAH SEMUA PERILAKU BURUK MENJADI LEBIH BAIK LAGI.
PARENTING SESUNGGUHNYA LEBIH KEPADA ILMU UNTUK MENDIDIK KITA SENDIRI SEBAGAI ORANG TUA, YANG PERILAKUNYA SETIAP SAAT AKAN DI CONTOH OLEH ANAK.
Benar sekali ! karena ternyata sesungguhnya perilaku anak kita hanyalah cerminan dari perilaku orang tuanya sehari-hari.
Persis seperti sebuah pepatah lama yang mengatakan “like father like son”, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.
Tidak mungkin kita bisa membuat anak kita berperilaku baik jika kita sendiri tidak berusaha memberikan contoh yang baik kepadanya.
Namun ternyata belajar Parenting itu tidak pernah ada kata akhir, semakin kita belajar semakin sering kita menemukan perilaku2 yang kurang baik yang perlu “segera” kita ubah.
Dan mengapa perlu SEGERA ? karena jika tidak segera kita ubah, maka anak kita pun akan segera menirunya.
Karena memang anak-anak kita adalah para peniru yang ulung dari perilaku orang tuanya, gurunya, dan lingkungan pergaulannya juga tontonan acara dari televisi yang dilihatnya setiap hari.
Jadi mari kita sama-sama GARIS BAWAHI kalimat ini,
“Kita tidak akan pernah bisa memperbaiki perilaku buruk anak kita jika kita sendiri tidak mau memperbaiki perilaku buruk kita sendiri” (yang mungkin kita lakukan diluar kesadaran kita).
Oleh: Ayah Edy, Praktisi Pendidikan Anak